Fakta-fakta Kayu Cendana Asal NTT yang Menarik Untuk Disimak
kayu cendana NTT - Sampai saat ini cendana masih menjadi salah satu jenis kayu yang cukup populer di kalangan pengrajin maupun kolektor benda-benda antik.
Bahkan, kayu cendana juga selalu menjadi pilihan utama bagi para pecinta aroma terapi.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena kayu cendana memiliki aroma harum yang khas lho.
Nah, secara kebetulan juga pada ulasan kali ini akan membahas berbagai fakta-fakta menarik seputar kayu cendana.
Tanpa banyak panjang lebar lagi, yuk simak langsung ulasan berikut:
5 Fakta Kayu Cendana
1. Asal-Usul Kayu Cendana
Ada beberapa daerah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil kayu cendana, seperti NTT, NTB, Bali, dan Sebagian pulau Jawa.
Namun, kayu cendana asal NTT lebih populer karena kualitasnya termasuk yang terbaik di dunia.
Di NTT, pohon cendana tersebar di berbagai daerah seperti Kupang, Soe, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba, Sabu, dan Rote.
Baca juga: Kayu Hitam Kalimantan
2. Memiliki Roma Wangi yang Tahan Lama
Sebagaimana yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa kayu cendana memiliki aroma harum alami yang cukup kuat dan tahan lama.
Bahkan ketika sudah dipotong bertahun-tahun, aromanya pun masih tetap terasa dan tidak mengalami pengurangan secara signifikan.
Aroma harum tersebut berasal dari minyak atsiri berkualitas tinggi yang terkandung di dalamnya,
Berkat aroma harum alaminya, maka tak heran jika kayu cendana selalu digunakan untuk bahan dasar pembuatan parfum, dupa, aromaterapi, dan produk-produk minyak esensial.
Ketika dihaluskan atau dipanaskan, aroma kayu cendana akan semakin kuat dan menyebar yang dapat memberikan sensasi ketenangan.
Baca juga: Kayu Dengan Aroma Kamper
3. Karakteristik Kayu Cendana
Selain aromanya yang harum, Kayu Cendana juga memiliki tekstur yang halus dengan serap rapi sehingga banyak disukai oleh para pengrajin.
Meski termasuk jenis kayu keras, faktanya Kayu Cendana masih tetap mudah dibentuk, diukir, dan dipoles.
Dengan karakteristiknya yang seperti demikian, Kayu Cendana cocok digunakan untuk berbagai kebutuhan kerajinan seperti membuat patung, perhiasan kayu, ukiran ornamen, dan sebagainya.
Terlebih tekstur permukaannnya yang cenderung halus, sehingga dapat memberikan hasil akhir yang terkesan mewah meski tanpa finishing berlebihan.
Cukup dengan sedikit polesan saja, warna alami kayu cendana yang awalnya kuning atau cokelat keemasan akan terlihat lebih elegan dan berkelas.
Itu sebabnya, mengapa Kayu Cendana selalu dipilih untuk pembuatan produk-produk kayu kelas premium.
Baca juga: Keunggulan Kekurangan Kayu Akasia
4. Bernilai Tinggi
Secara komersil, kayu cendana memang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Dalam industri perkayuan, kayu ini termasuk kedalam jenis kayu premium yang setara dengan jenis-jenis kayu eksotis lainnya.

Bahkan pada beberapa kondisi tertentu, harga Kayu Cendana bisa melambung tinggi karena ketersediaannya yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Di beberapa marketplace, kayu cendana dalam kondisi kering dengan ukuran kecil dibanderol mulai dari Rp 55 ribu per kg.
Adapun kayu cendana dalam bentuk chip sandalwood grade A dijual dengan harga Rp 890 ribu per gramnya.
Sedangkan kayu cendana dalam bentuk Batangan dengan ukuran tertentu, harganya berkisar Rp 180 ribuan per batang.
Dikarenakan permintaan pasar yang sangat tinggi, pemerintah daerah pun menerapkan aturan khusus guna mengelola penebangan dan perdagangannya agar tidak punah.
Disisi lain, pemerintahan dan Lembaga lingkungan saat ini mendorong program reboisasi dan penanaman Kembali untuk menjaga keberlangsungan spesies pohon cendana.
5. Proses Pertumbuhannya yang Lambat
Mahalnya harga kayu cendana bukan semata-mata karena kualitasnya saja, namun juga proses pertumbuhannya yang sangat lambat.
Pasalnya, pohon cendana memerlukan tanaman inang di dekatnya agar bisa tumbuh dengan maksimal.
Akar cendana biasanya akan menempel pada akar tanaman lain untuk mengambil Sebagian nutrisi.
Meski demikian, pohon cendana masih tetap bisa melakukan fotosintesis secara mandiri.
Itu sebabnya, mengapa penanaman pohon cendana tidak bisa dilakukan asal-asalan. Ya, harus ada jenis tanaman lain disekitar sebagai pendukungnya seperti berikut:
- Gamal
- Lamtoro
- Akasia
- Kemiri
- Tanaman perdu lokal lainnya
Untuk menghasilkan kayu dengan kualitas terbaik, usia panen kayu cendana bisa memakan waktu sekitar 30 hingga 60 tahun lamanya lho.
Nah, proses panjang tersebutlah yang membuat ketersediaan kayu cendana tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Sehingga tak heran jika kayu cendana kerap dibanderol dengan harga yang lebih mahal.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai berbagai fakta-fakta kayu cendana, sehingga bisa anda jadikan sebagai bahan penambah wawasan.




