Jenis & Fungsi Batu Belah Untuk Konstruksi Bangunan

Jenis dan fungsi batu belah

Jenis dan fungsi batu belah – Saat hendak membangun sebuah hunian, tentu saja akan ada beragam jenis material yang dibutuhkan.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena untuk menciptakan sebuah bangunan yang indah dan kokoh haruslah melibatkan banyak material. Alhasil, dana operasional yang harus dikeluarkan akan bernilai besar juga.

Berbicara soal material bangunan, secara kebetulan pada kesempatan kali ini akan membahas salah satunya yang berupa batu belah. Lantas, apa itu batu belah? Dan untuk apa fungsinya?

Nah, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.

Pengertian Batu Belah

Pada dasarnya, batu belah sering digunakan untuk bahan campuran beton cor. Meski demikian, ternyata batu belah juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konstruksi lainnya, seperti proses pengaspalan, pembuatan bahan beton pemecah ombak, bahan reklamasi pantai, bahan untuk membuat dermaga kecil, hingga bisa digunakan sebagai pengganti pasir.

Batu belah kualitas yang sangat mumpuni, sehingga cocok digunakan untuk pondasi menerus dan pondasi umpak. Berkat ukurannya yang bervariasi, batu belah ini bisa mengikuti lebar yang diinginkan secara rapi sehingga porsi beban yang akan diberikan terhadap pondasi menjadi lebih optimal.

Batu belah akan dibedakan berdasarkan ukuran dan jenisnya seperti berikut:

1. Batu Belah Ukuran 0 – 5 mm

Batu Belah Ukuran 0 – 5 mm

Batu belah yang dipecah atau dihancurkan dengan ukuran yang paling kecil ini sering disebut “abu batu”, dimana fungsinya bisa digunakan sebagai pengganti pasir. Ukuran tersebut memiliki partikel yang mirip dengan pasir lembut, sehingga membuatnya ideal digunakan untuk campuran dalam proses pengaspalan, bahan utama untuk membuat gorong-gorong, serta bahan pembuatan batako press.

Baca Juga : Harga Genteng Beton Terbaru di Bandung Beserta Spesifikasinya

2. Batu Belah Ukuran 5 – 10 mm 

Batu Belah Ukuran 5 – 10 mm

Material batu belah yang kedua ini banyak dimanfaatkan untuk campuran dalam proses pengaspalan jalan, mulai dari jalan yang ringan hingga jalan kelas 1. Pada umumnya, ukuran batu ini akan dicampur dengan aspal menjadi Aspal Mixed Plant atau Aspal Hot Mixed.  

3. Batu Belah Ukuran 10 – 20 mm

Batu Belah Ukuran 10 – 20 mm

Jenis batu belah yang berikutnya ini kerap digunakan untuk bahan pengecoran dari konstruksi yang ringan hingga konstruksi berat. Bangunan yang dikerjakan dengan beton cor dari material batu belah ukuran 10 – 20 mm ini diantaranya adalah:

  • Bangunan bertingkat tinggi
  • Landasan pacu pesawat terbang
  • Jalan tol
  • Bantalan kereta api
  • Pelabuhan
  • Dermaga
  • Tiang pancang
  • Jembatan

Tak hanya itu, material belah ukuran 10 – 20 mm juga sering digunakan untuk bahan pengecoran lantai dan pembetonan horizontal lainnya.

4. Batu Belah Ukuran 30 – 50 mm

Batu Belah Ukuran 30 – 50 mm

Jenis batu belah berukuran 30 – 50 mm ini biasanya digunakan sebagai dasar badan jalan kontraktor menggunakan bahan material lain, penyangga bantalan kereta api, pemberat pipa di dasar laut, beton cor pemecah ombak dan lain  sebagainya.

Baca Juga : 7 Jenis Conwood yang Harus Diketahui

5. Batu Belah Agregat A

Batu belah agregat A merupakan jenis sirtu (pasir batu), yang merupakan campuran antara beragam ukuran batu belah. Ya, diantaranya adalah abu batu, pasir, batu belah ukuran 10 – 20 mm, batu belah ukuran 20 – 30 mm, dan batu belah ukuran 30 – 50 mm.

Batu Belah Agregat A

Kendati demikian, tidak ada kepastian mengenai komposisi yang digunakan pada masing-masing bahannya. Dengan kata lain, komposisi campuran tersebut akan disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Umumnya batu belah agregat A akan digunakan untuk bahan pengecoran dinding, pembuatan dinding, dan campuran bahan beton cor.

6. Batu Belah Agregat B

Batu Belah Agregat B

Tak berbeda jauh dengan agregat A, dimana batu belah agregat B ini juga masih termasuk jenis sirtu. Komposisi materialnya terdiri dari beberapa ukuran batu split, tanah, abu batu, pasir, batu belah ukuran 10 – 20 mm, batu belah ukuran 20 – 30 mm, dan batu belah ukuran 30 – 50 mm.

Batu belah agregat B pada umumnya digunakan untuk bahan timbunan awal pengerasan jalan yang bertujuan untuk meratakan, serta mengikat lapisan batu belah yang diaplikasikan pada lapisan di atasnya.

Baca Juga : Jenis Lantai Terbaik Untuk Bangunan Rumah

7. Batu Belah Agregat C

Batu Belah Agregat C

Menurut informasi yang didapat, batu belah agregat C ini sering juga disebut dengan istilah “asalan”. Adapun mengenai material yang digunakannya seperti berbagai ukuran batu split, tanah, abu batu, pasir dan batu belah ukuran apa saja dengan komposisi yang tidak beraturan.

Itu sebabnya, mengapa batu belah agregat C dinamai dengan “batu asalan”. Batu agregat C itu sendiri biasanya digunakan untuk bahan timbunan pada pengerukan lahan, reklamasi dan lain sebagainya.

8. Batu Gajah

Elephant stonem alias batu gajah ini merupakan jenis batu belah yang memiliki ukuran paling besar dibanding jenis batu belah diatas tadi. Mengingat ukurannya yang begitu besar, batu gajah pun sering digunakan untuk menimbun lahan atau lokasi yang berdekatan dengan bibir pantai.

Batu Gajah

Jenis batu gajah berfungsi sebagai pemecah ombak, bahan reklamasi pantai, bahan untuk pembuatan dermaga kecil, atau yang umumnya digunakan sebagai bahan pondasi bangunan.

Nah, seperti itulah ulasan singkat mengenai seluk beluk batu belah, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan referensi saat hendak membangun rumah.